Rabu, 14 Desember 2011

Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan

Desember 2011 - Hallo sahabat Distributor Minyak Goreng Kelapa, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Desember 2011, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Budidaya, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan
link : Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan

Baca juga


Desember 2011

kelapa-sawit-menghasilkan.jpgPemeliharaan tanaman kelapa sawit menghasilkan bertujuan untuk memperoleh tanaman-tanaman yang mempunyai tingkat produktivitas tinggi. Biaya yang digunakan untuk membuka lahan perkebunan sawit harus dicatat dan diperhatikan agar dapat ditekan seminim mungkin. Begitu pula dengan perawatan tanaman dan infrastruktur kebun diusahakan untuk memanfaatkan biaya secara efektif dan dilakukan dengan memperhatikan keramahan terhadap lingkungan.

Umumnya, kelapa sawit akan mulai berproduksi ketika umurnya sudah mencapai 3 tahun. Pada usia yang demikian biaya awal yang diinvestasikan bakal tertutupi oleh penghasillan dari buah-buah sawit. Kelapa sawit yang dipelihara dengan baik biasanya mampu menghasilkan tandan buah yang lebih melimpah. Sehingga justru tidak efektif jika biaya perawatan dalam tahap ini dikurangi.

1. Sensus Tanaman Kelapa Sawit
Sensus dilakukan secara berkala untuk mengetahui kondisi semua tanaman budidaya. Setiap tanaman sawit yang mati perlu dikumpulkan dan didata dengan benar. Begitu pula tanaman sawit yang diselingi sisipan TBM maupun titik tanam yang kosong perlu dicatat untuk dimasukkan di dalam data.

Untuk mempermudah, sensus dimulai dari kebun bagian barat menuju ke timur. Ada seorang kepala penyensus yang bertugas untuk mengatur kinerja sensus agar tidak saling tumpang tindih. Setiap penyensus mengamati setiap dua barisan tanaman. Hasil sensus kemudian diserahkan kepada manajer prakiraan.

Sensus populasi tanaman harus dilakukan secara rutin supaya tingkat pertumbuhannya terkendali. Sensus tahap pertama dilakukan selama penanaman untuk memetakkan titik tanam. Berikutnya sensus dikerjakan pada usia tanam 6 bulan untuk menentukan tingkat produktivitas tanaman. Kemudian setiap setahun sekali sensus dilakukan guna memantau jumlah tanaman yang produktif dan tidak produktif per tahun.

2. Membuat Peta Pohon di Perkebunan Sawit
Peta pohon merupakan peta yang menggambarkan kondisi riil dari perkebunan kelapa sawit. Tujuannya untuk memberikan informasi tanaman yang siap panen, menyediakan peta dasar untuk sensus berikutnya, dan membantu menentukan kelayakan panen kelapa sawit.

Standar peta pohon yang baik harus memuat informasi mengenai titik yang tidak ditanami, tanaman belum menghasilkan, tanaman menghasilkan, jalan, jembatan, sungai, dan topografi tanah. Peta pohon dirancang di kertas menggunakan tinta dan pensil khusus, meja gambar, rak peta, serta alat bantu hitung.

Proses pembuatan peta pohon diawali dengan mensurvei lahan budidaya. Setiap tanaman digolongkan menjadi tanaman belum menghasilkan (simbol titik) dan tanaman menghasilkan (simbol lingkaran). Hasil dari survei tersebut dipakai untuk menentukan kelayakan panen perkebunan sawit. Luas blok dihitung berdasarkan titik tanam yang dapat digunakan untuk menghitung prakiraan kapasitas produksi sawit. Pekerjaan pemetaan ini dilakukan setiap setahun sekali.

3. Penunasan Tanaman Kelapa Sawit
Penunasan dilakukan dengan menjaga tajuk tanaman yang sehat, membuang pelepah yang berlebihan, dan mempertahankan luas daun kelapa sawit. Daun yang menghalangi kegiatan pemanenan dan yang tidak dibuang selama pemanenan juga sebaiknya turut ditunas. Untuk melakukan pekerjaan ini diperlukan peralatan berupa dodos, egrek, dan batu asah.

Tanaman kelapa sawit muda yang pemanenannya menggunakan dodos, maka penunasannya dengan memotong seluruh pelepah daun yang terletak di bawah tiga lingkaran daun bawah tandan yang akan dipanen berikutnya. Sedangkan untuk tanaman yang dipanen memakai egrek, penunasannya dikerjakan pada 1-2 lingkaran pelepah daun di atas tandan yang akan dipanen berikutnya. Serabut yang berpotensi mengganggu kegiatan panen dibuat memakai dodos dan egrek.

Jangan lupa untuk membersihkan tumbuhan saprofit yang berada di pangkal pelepah. Begitupun dengan tanaman parasit yang tumbuh begitu cepat harus segera dibinasakan. Sedangkan tanaman yang tidak produktif juga perlu ditunas agar produksinya membaik. Idealnya penunasan dikerjakan setahun sekali terutama apabila hasil panen perkebunan cukup rendah.

4. Pengendalian Gulma, Hama, dan Penyakit
Tahap ini bertujuan untuk mempertahankan kualitas lahan budidaya demi mempermudah akses terhadap pemupukan, penunasan, pemeliharaan, pemanenan, dan pengumpulan buah. Gulma juga perlu dikendalikan untuk mengurangi kompetisi tanaman budidaya khususnya dalam mendapatkan nutrisi, air, dan sinar matahari. Proses pengendalian gulma, hama, dan penyakit ini dapat dilakukan dengan metode mekanik, biologis, maupun kimiawi. Pengendalian dikerjakan secara teratur dan tidak terikat oleh waktu.

Distributor Minyak Goreng Kelapa tidak sulit lagi kita temui, karena dengan satu klik saja di computer internet akan menunjukan berbagai macam distributor Minyak Goreng Kelapa ,  Anda tertarik mencoba varian rasa dari gorengan Minyak Goreng Kelapa ini? tunggu apalagi, mari kita mencoba sesuatu hal yang baru contohnya dengan menggoreng Minyak Goreng Kelapa ini. yuk simak selengkapnya DISINI dan anda juga bisa aneka camilan lainnya DISINI













Minggu, 11 Desember 2011

Bagaimana Cara Persemaian Kelapa Sawit?

Desember 2011 - Hallo sahabat Distributor Minyak Goreng Kelapa, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Desember 2011, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Budidaya, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Bagaimana Cara Persemaian Kelapa Sawit?
link : Bagaimana Cara Persemaian Kelapa Sawit?

Baca juga


Desember 2011

cara-persemaian-kelapa-sawit.jpgMetode cara persemaian kelapa sawit terbagi menjadi dua tahap yaitu pre nursery dan main nursery. Secara singkat, pre nursery adalah persemaian tanaman sawit tahap awal. Sedangkan main nursery ialah persemaian tanaman sawit tahap utama yang dilakukan setelah pre nursery.
Berikut ini penjelasan lengkap tentang metode pengerjaan selama menyemai bibit kelapa sawit!

Persemaian Pre Nursery
Polybag yang dipakai dalam tahap ini yaitu polybag berwarna hitam yang berukuran 22 x 15 cm dan ketebalan 0,5 mm. Setiap polybag mempunyai lubang perforasi di bagian bawahnya yang berdiameter 3 mm sebanyak 10 buah. Lubang-lubang ini dibuat dalam 3 baris dengan jarak antarlubang 3 x 4 cm. Pada polybag tersebut selanjutnya diisi tanah top soil bercampur pupuk dolomit dengan dosis 50 kg pupuk untuk 1.500 polybag. Pastikan media tanam ini sudah diayak sebelumnya memakai kawat yang berukuran 1,5-2 cm.

Persemaian bibit kelapa sawit dilakukan dengan menanamnya di media tanam yang telah disediakan sebelumnya. Bagian cangkang sawit tertanam sedalam 1 cm dari permukaan tanah. Hindari menekan bibit terlalu keras untuk mencegah radikula mengalami patah.

Di dalam area persemaian lahan kelapa sawit dipasangi naungan setinggi 2 meter yang berguna untuk melindungi bibit kelapa sawit dari cuaca ekstrim. Untuk menghemat biaya, naungan ini dibuat dari daun pelepah daun sawit yang disusun sedemikian rupa sebanyak 4-5 lembar/meter. Setelah bibit sawit berumur sebulan, naungan dikurangi 1-2 lembar untuk memaksimalkan pancaran sinar matahari.

Dalam merawat bibit sawit selama masa persemaian, bibit-bibit tersebut disiram setiap hari pada pagi dan sore atau menyesuaikan curah hujan di daerah itu. Penyiraman menggunakan gembor untuk menghindari erosi di polybag. Selama tahap pre nursery, bibit sawit tidak perlu dipupuk kecuali untuk bibit yang kerdil boleh diberikan urea dengan kadar 2 gram/liter air untuk 100 bibit kelapa sawit.

Persemaian Main Nursery
Ketika bibit kelapa sawit berusia 3-3,5 bulan atau sudah memiliki 4 daun, bibit tersebut dipindahkan dari tahap pre nursery ke main nursery. Pada tahap main nursery, bibit kelapa sawit dipindahkan ke polybag yang berukuran 21 x 7,5 cm. Di bagian bawah polybag tersebut dibuat lubang peporasi berdiameter 0,5 cm. Jarak setiap lubang adalah 2 x 4 cm, di mana masing-masing polybag mempunyai 24 lubang peporasi. Berikutnya polybag-polybag ini diisi dengan media tanam yang sama seperti pada tahap pre nursery.

Selama persemaian main nursery, bibit diberikan pemupukan kelapa sawit berupa NPK yang ditaburkan secara merata pada jarak 5 cm dari bonggol untuk menghindari terjadinya plasmolisir. Pemupukan ini dikerjakan setiap 2 minggu sekali berturut-turut hingga tanaman berusia 8 bulan. Gulma yang tumbuh di dalam polybag bisa dicabut secara manual, sementara untuk membasmi gulma di luar polybag dapat disemprot menggunakan herbisida roundup. Penyemprotan fungisida, insektisida, dan pestisida juga harus dikerjakan untuk mencegah serangan hama serta penyakit kelapa sawit.

Distributor Minyak Goreng Kelapa tidak sulit lagi kita temui, karena dengan satu klik saja di computer internet akan menunjukan berbagai macam distributor Minyak Goreng Kelapa ,  Anda tertarik mencoba varian rasa dari gorengan Minyak Goreng Kelapa ini? tunggu apalagi, mari kita mencoba sesuatu hal yang baru contohnya dengan menggoreng Minyak Goreng Kelapa ini. yuk simak selengkapnya DISINI dan anda juga bisa aneka camilan lainnya DISINI

Jumat, 09 Desember 2011

Metode Pembukaan Lahan Kelapa Sawit yang Benar

Desember 2011 - Hallo sahabat Distributor Minyak Goreng Kelapa, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Desember 2011, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Budidaya, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Metode Pembukaan Lahan Kelapa Sawit yang Benar
link : Metode Pembukaan Lahan Kelapa Sawit yang Benar

Baca juga


Desember 2011

metode-pembukaan-lahan-kelapa-sawit.jpgPembukaan lahan kelapa sawit merupakan kegiatan awal dalam rangka membudidayakan tanaman sawit. Proses ini dilakukan mulai dari perencanaan tata letak dan ruang lahan hingga pembukaan hutan menjadi lahan. Dalam penerapannya, diperlukan upaya-upaya yang bersifat ramah lingkungan dan tidak berdampak negatif bagi area di sekitarnya.

Tahap perencanaan tata letak lahan dan ruangannya dikerjakan melalui serangkaian penelitian untuk mengetahui sifat dan karakteristik lahan tersebut. Penelitian yang dimaksud meliputi topografi, iklim, tanah, status, air, jalan, dan penduduk. Dengan dilakukannya penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan tentang kelayakan suatu lahan untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit.

Pengertian pembukaan lahan yaitu merubah fungsi lahan secara alami sehingga dapat dijadikan sebagai suatu area perkebunan. Untuk merealisasikan hal tersebut dibutuhkan sumber energi yang berguna untuk mendukung perwujudan fungsi ini. Sederhananya, pembukaan lahan dikerjakan dengan mengubah hutan menjadi perkebunan yang didukung oleh ketersediaan fasilitas-fasilitas tertentu.

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia, pembukaan lahan kelapa sawit harus dilakukan dengan metode zero burning atau tanpa pembakaran. Walaupun pembukaan lahan melalui pembakaran memakan biaya yang sangat murah, namun dampak negatifnya juga tidak kalah sedikit. Membakar hutan berarti merusak sumber daya alam, mengganggu iklim, dan mengorbankan kesehatan manusia. Lahan bekas pembakaran mengandung unsur hara yang berkurang drastis, karakteristik tanah menjadi rusak, mengandung unsur yang berbahaya bagi tanaman, dan rawan mengalami bencana alam.

Bagaimana proses pembukaan lahan kelapa sawit? Secara singkat, kami akan menjelaskan langkah-langkahnya berikut ini :
  1. Area hutan yang akan dibuka menjadi lahan perkebunan kelapa sawit dipasangi batasan dengan ukuran yang tepat.
  2. Dari area tersebut ditentukan mana lokasi yang digunakan untuk pembibitan kelapa sawit dan pemeliharaannya.
  3. Setelah dibuat rancangan sketsa perkebunan yang jelas, kemudian dilakukan tender terhadap kontraktor yang bersedia membuka lahan tersebut memakai metode yang bertanggungjawab dan sesuai peraturan hukum yang berlaku.
  4. Berikutnya membuatkan Surat Perintah Kerja yang nantinya akan diberikan kepada kontraktor terpilih sebagai landasan dasar kerja.
  5. Dibuat sekali lagi batasan blok-blok pekerjaan di dalam area yang bakal dibuka menjadi perkebunan tanaman sawit.
  6. Apabila diperlukan, dibangun juga saluran drainase yang dirancang sedemikian rupa agar sistem kerjanya efektif dan efisien.
  7. Saatnya membuka lahan dengan menghilangkan tumbuhan-tumbuhan yang berada di area perkebunan.
  8. Gulma-gulma dikumpulkan di satu tempat yang aman untuk digunakan sebagai pakan hewan ternak atau pembuatan pupuk kompos.
  9. Setelah itu dibuat jalan utama dan jalan pendukung untuk mempermudah aksesibilitas kegiatan di perkebunan.
  10. Dilakukan pemancangan untuk menentukan posisi penanaman bibit kelapa sawit.
  11. Area perkebunan yang sudah hampir jadi tersebut dibersihkan sekali lagi untuk membasmi tanaman dan binatang yang berpotensi mengganggu pertumbuhan kelapa sawit.
  12. Tumbuhan kacang-kacangan ditanam di lahan perkebunan untuk meningkatkan kualitas tanah dan mencegah tumbuhnya tanaman gulma.
  13. Terakhir adalah langkah penanaman bibit kelapa sawit pada lubang-lubang tanam yang sudah dibuat sebelumnya.
Distributor Minyak Goreng Kelapa tidak sulit lagi kita temui, karena dengan satu klik saja di computer internet akan menunjukan berbagai macam distributor Minyak Goreng Kelapa ,  Anda tertarik mencoba varian rasa dari gorengan Minyak Goreng Kelapa ini? tunggu apalagi, mari kita mencoba sesuatu hal yang baru contohnya dengan menggoreng Minyak Goreng Kelapa ini. yuk simak selengkapnya DISINI dan anda juga bisa aneka camilan lainnya DISINI