Sabtu, 19 Mei 2012

Pembuatan dan Pemeliharaan Piringan Kelapa Sawit

- Hallo sahabat Distributor Minyak Goreng Kelapa, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Perawatan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Pembuatan dan Pemeliharaan Piringan Kelapa Sawit
link : Pembuatan dan Pemeliharaan Piringan Kelapa Sawit

Baca juga


Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman perkebunan penghasil minyak kelapa mentah atau CPO (Crude Palm Oil). Bagi Negara Indonesia khususnya, ini merupakan tanaman yang sangat penting karena menghasilkan devisa negara yang begitu besar selain tanaman kopi dan tanaman karet. Fakta ini sebenarnya tidak terlalu mengagetkan sebab perkebunan kelapa sawit di Indonesia begitu luas dan hampir bisa ditemui di semua pulau. Tak heran, kini Indonesia diklaim sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia.
Dalam membudidayakan kelapa sawit dikenal dua fase tanaman yaitu TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) dan TM (Tanaman Menghasilkan). Fase TBM berarti tanaman sama sekali belum menghasilkan tandan buah kelapa sawit. Ada tiga tahap dalam fase TBM ini antara lain TBM 1 saat tanaman berumur 0-12 bulan, TBM 2 ketika tanaman berusia 13-24 bulan, serta TBM 3 waktu tumbuhan ini berumur 25-30 hingga 36 tahun.
pembuatan-piringan-kelapa-sawit.jpg
Agar lebih efektif dalam merawat kelapa sawit, perlu dibuatkan piringan di sekitar batang tanaman dengan diameter tertentu. Disebut piringan karena area ini berbentuk lingkaran sehingga menyerupai piring. Piringan berfungsi sebagai tempat menaburkan pupuk sehingga dapat diserap oleh tanaman secara maksimal. Piringan juga menjadi tempat jatuhnya buah kelapa sawit. Untuk mendukung peranannya tersebut, kondisi piringan harus dijaga kebersihannya serta bebas dari tanaman gulma.
Pemeliharaan piringan bisa dilakukan secara manual memakai tenaga manusia maupun menggunakan bahan-bahan kimia seperti herbisida. Kebanyakan pekerja membentuk area piringan ini secara manual terlebih dahulu dengan mencabuti gulma-gulma yang tumbuh di area tersebut. Barulah kemudian setelah pekerjaan tadi selesai, area piringan akan disemprot memakai herbisida secukupnya untuk menekan pertumbuhan gulma. Sedangkan luas area piringan perlu disesuaikan dengan umur tanaman kelapa sawit.
  • Tanaman berumur 2-6 bulan maka jari-jari piringannya 60 cm
  • Tanaman berumur 6-12 bulan maka jari-jari piringannya 75 cm
  • Tanaman berumur 12-24 bulan maka jari-jari piringannya 100 cm
  • Tanaman berumur 24-36 bulan maka jari-jari piringannya 100-125 cm
  • Tanaman berumur lebih dari 24 bulan maka jari-jari piringannya 200 cm
Setelah piringan telah selesai dibuat dengan benar, Anda perlu memberikannya perawatan secara rutin. Tujuan dari pemeliharaan piringan ini supaya fungsinya sebagai prasarana pemupukan dan panen dapat tercapai. Pada dasarnya, upaya yang perlu dilakukan untuk merawat piringan ialah memastikannya bebas dari gulma dan sampah. Area piringan yang tidak dirawat dengan baik juga akan meningkatkan kelembaban media tanam sehingga berisiko besar menjadi sarang bibit penyakit dan jamur/cendawan.

Distributor Minyak Goreng Kelapa tidak sulit lagi kita temui, karena dengan satu klik saja di computer internet akan menunjukan berbagai macam distributor Minyak Goreng Kelapa ,  Anda tertarik mencoba varian rasa dari gorengan Minyak Goreng Kelapa ini? tunggu apalagi, mari kita mencoba sesuatu hal yang baru contohnya dengan menggoreng Minyak Goreng Kelapa ini. yuk simak selengkapnya DISINI dan anda juga bisa aneka camilan lainnya DISINI

Minggu, 13 Mei 2012

Mengolah Pelepah Kelapa Sawit untuk Pakan Ternak

- Hallo sahabat Distributor Minyak Goreng Kelapa, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Daur Ulang, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Mengolah Pelepah Kelapa Sawit untuk Pakan Ternak
link : Mengolah Pelepah Kelapa Sawit untuk Pakan Ternak

Baca juga


Bagaimana cara mengolah pelepah kelapa sawit untuk pakan ternak? Tahukah Anda, pelepah kelapa sawit bisa diolah menjadi pakan untuk hewan ternak yang mengandung nilai gizi tinggi. Namun sebelumnya pelepah tersebut harus diolah terlebih dahulu melalui proses fermentasi hingga menjadi silase. Silase pelepah sawit inilah yang kemudian diberikan kepada binatang-binatang ternak peliharaan kita. Jadi daripada dibuang begitu saja, pelepah kelapa sawit bisa mempunyai nilai yang lebih.
Silase kelapa sawit mengandung nutrisi yang sama dengan rumput segar. Bahkan di beberapa daerah, kandungan nutrisi di dalam silase tersebut jauh lebih kompleks. Binatang-binatang ternak seperti kambing, sapi, dan kerbau pun menyukai pakan yang satu ini. Dengan demikian Anda tidak perlu pusing membujuk hewan untuk mengonsumsinya. Di sekitar area perkebunan kelapa sawit, ketersediaan pelepah ini begitu melimpah, baik di musim hujan maupun musim kemarau.
Proses pembuatan silase kelapa sawit dilakukan melalui mekanisme prosesinsilase oleh bakteri asam laktat. Proses ini pada umumnya berlangsung di dalam kondisi asam dan tanpa udara. Adapun tahap-tahap dalam pengolahannya adalah sebagai berikut!
mengolah-pelepah-kelapa-sawit.jpg
Alat-alat yang digunakan :
  • Timbangan
  • Tali karet
  • Kantong plastik
  • Mesin chopper
  • Mesin mixer
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
  • Pelepah kelapa sawit
  • Tetes tebu
  • Probiotik
  • Pupuk urea
  • Air
Langkah-langkah pengolahan :
  1. Pelepah kelapa sawit yang telah disiapkan perlu dikupas terlebih dahulu lapisan kulit luarnya sehingga teksturnya tidak terlalu keras. Kemudian pelepah tersebut dicacah-cacah menjadi ukuran sekitar 2-3 cm menggunakan mesin chopper. Semakin kecil ukuran cacahan pelepah akan semakin baik sehingga proses fermentasinya akan berlangsung semakin cepat.
  2. Campurkan tetes tebu dan air secukupnya dengan perbandingan 1:10. Setelah itu, campuran air tetes tebu ini dituangkan ke wadah yang telah berisi cacahan pelepah kelapa sawit. Pastikan semua cacahan pelepah terendam oleh air tetes tebu.
  3. Langkah berikutnya adalah menambahkan bahan-bahan yang tinggi akan kandungan karbohidrat dan protein. Tujuannya ialah sebagai zat aditif untuk memicu proses fermentasi sehingga dapat berlangsung lebih cepat. Contohnya yaitu dedak, bungkil jagung, bungkil sawit, ampas tahu, dan lain-lain.
  4. Bahan terakhir yang perlu ditambahkan adalah pupuk urea. Dengan ditambahkannya pupuk ini, bakteri-bakteri pemicu proses fermentasi dapat berkembang biak dengan baik.
  5. Tutup wadah dengan posisi yang benar-benar rapat. Pastikan tidak ada udara yang bisa memasuki wadah tersebut. Rata-rata proses fermentasi akan berlangsung selama 2-3 minggu. Setelah itu, barulah silase kelapa sawit ini bisa diberikan kepada binatang ternak sebagai pakan dalam porsi yang sesuai kebutuhan.

Distributor Minyak Goreng Kelapa tidak sulit lagi kita temui, karena dengan satu klik saja di computer internet akan menunjukan berbagai macam distributor Minyak Goreng Kelapa ,  Anda tertarik mencoba varian rasa dari gorengan Minyak Goreng Kelapa ini? tunggu apalagi, mari kita mencoba sesuatu hal yang baru contohnya dengan menggoreng Minyak Goreng Kelapa ini. yuk simak selengkapnya DISINI dan anda juga bisa aneka camilan lainnya DISINI

Jumat, 11 Mei 2012

Cara Pembuatan Tapak Kuda Kelapa Sawit

- Hallo sahabat Distributor Minyak Goreng Kelapa, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Budidaya, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Cara Pembuatan Tapak Kuda Kelapa Sawit
link : Cara Pembuatan Tapak Kuda Kelapa Sawit

Baca juga


Bagaimana cara pembuatan tapak kuda kelapa sawit dilaksanakan? Satu dari sekian banyak upaya yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan lahan ialah membangun perkebunan kelapa sawit. Pada dasarnya, ini merupakan suatu perkebunan yang ditanami oleh kelapa sawit. Jadi hasil utamanya berupa tandan buah sawit yang nantinya dapat diolah menjadi minyak CPO. Sampai saat ini, peluang membudidayakan kelapa sawit masih sangat tinggi karena tingkat permintaan CPO terus mengalami peningkatan.
Agar memberikan hasil yang maksimal, proses pengolahan lahan menjadi perkebunan kelapa sawit harus dilaksanakan secara matang. Perlu adanya perencanaan sedemikian rupa untuk mempersiapkan lahan tersebut supaya ideal ditanami bibit kelapa sawit. Upaya yang tidak kalah penting yaitu melakukan konservasi tanah dan air pada lahan yang kondisinya miring menggunakan teknik terasering yang biasa disebut tapak kuda. Berbeda dengan terasering pada lahan pertanian, di sini kita hanya perlu meratakan tanah yang ada di sekeliling pokok sawit.
cara-pembuatan-tapak-kuda.jpg
Tapak kuda pada perkebunan kelapa sawit mempunyai fungsi-fungsi di antaranya :
  1. Mencegah terjadinya erosi tanah yang kerap terjadi di lahan miring.
  2. Mengurangi kehilangan unsur hara yang terkandung di dalam tanah.
  3. Meningkatkan kemampuan tanah dalam menampung air dan unsur hara.
  4. Mempermudah pekerja dalam mengolah lahan dan merawatnya.
  5. Meningkatkan produktivitas pekerja karena lahan tidak terlalu miring.
Keseluruhan rangkaian pembuatan tapak kuda di perkebunan kelapa sawit umumnya dikerjakan secara manual menggunakan tenaga manusia. Adapun langkah-langkah kerjanya adalah sebagai berikut :
  • Tidak semua area perkebunan harus dibuat tapak kuda. Agar menghemat tenaga, tapak kuda sebaiknya dibuat hanya di sekeliling tanaman kelapa sawit. Ukuran standarnya ialah 3 x 3 m sampai 4 x 4 m. Area tersebut lantas dipancang sebagai penanda untuk mempermudah pekerjaan selanjutnya.
  • Area yang telah ditentukan lantas dibersihkan dari kotoran-kotoran yang berpotensi akan mengganggu pertumbuhan bibit kelapa sawit. Anda harus membuang akar bekas tanaman lain serta sampah nonorganik yang terdapat di dalam area tersebut. Begitu pula dengan gulma, sebaiknya gulma turut diberantas untuk mempermudah Anda melakukan perawatan berikutnya.
  • Area ini kemudian diratakan permukaannya. Caranya yakni menggali tanah yang posisinya lebih tinggi, lalu diurug di tanah yang lebih rendah. Jangan lupa untuk membuat benteng sebagai penahan tanah urugan di tanah yang lebih rendah. Benteng ini terbuat dari tanah yang dimasukkan di dalam karung beras. Susun tanah ini sedemikian rupa supaya kuat dan mampu mempertahankan tanah.
  • Setelah proses perataan permukaan tanah selesai, kini waktunya untuk memperkuat strukturnya. Tujuannya supaya partikel-partikel tanah memadat, saling merekat satu sama lain, dan tidak mudah dirusak air atau angin. Anda bisa menginjak-injak tanah tersebut beberapa kali atau menggunakan alat berat khusus supaya lebih efisien.
  • Tapak kuda yang dibuat dengan teknik di atas biasanya mampu bertahan setidaknya selama tiga tahun. Bagaimana pun Anda perlu merawatnya supaya usia pakai tapak kuda menjadi lebih lama. Caranya dilakukan dengan memperbaiki bagian-bagian tapak kuda yang telah rusak serta memadatkan kembali bagian bentengnya.

Distributor Minyak Goreng Kelapa tidak sulit lagi kita temui, karena dengan satu klik saja di computer internet akan menunjukan berbagai macam distributor Minyak Goreng Kelapa ,  Anda tertarik mencoba varian rasa dari gorengan Minyak Goreng Kelapa ini? tunggu apalagi, mari kita mencoba sesuatu hal yang baru contohnya dengan menggoreng Minyak Goreng Kelapa ini. yuk simak selengkapnya DISINI dan anda juga bisa aneka camilan lainnya DISINI

Kamis, 10 Mei 2012

8 Tahap Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit

- Hallo sahabat Distributor Minyak Goreng Kelapa, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Budidaya, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : 8 Tahap Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit
link : 8 Tahap Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit

Baca juga


peremajaan-perkebunan-kelapa-sawit.jpgPada dasarnya, peremajaan perkebunan kelapa sawit merupakan upaya pengembangan lahan perkebunan dengan mengganti tanaman-tanaman kelapa sawit yang tidak produktif dengan tanaman baru, baik dilakukan secara bertahap maupun keseluruhan. Upaya ini penting dilaksanakan untuk menjaga sampat menaikkan tingkat produktivitas perkebunan kelapa sawit tersebut. Dalam pelaksanaannya, upaya peremajaan ini harus dikerjakan secara ramah lingkungan dan zero burning.
Suatu perkebunan kelapa sawit bisa dikatakan sudah tua apabila usianya berkisar antara 20-25 tahun. Pada rentang umur tersebut, perkebunan wajib untuk diremajakan agar hasil kebun sawit tidak menurun drastis akibat pohon tua enggan berproduksi. Perencanaan perlu disiapkan secara matang dan terperinci untuk menghindari potensi kerugian yang bakal terjadi. Sehingga disarankan melakukannya secara bertahap daripada menyeluruh dengan membagi area lahan tua terlebih dahulu.


Adapun tahap-tahap dalam melaksanakan peremajaan perkebunan kelapa sawit adalah sebagai berikut :

Tahap I : Penumbangan Tanaman Lama
Proses penebangan pohon kelapa sawit yang sudah tua bisa dikerjakan memakai racun dari herbisida paraquat atau diquat. Dosis yang dianjurkan sekitar 50-75 ml/pohon. Metodenya dilakukan dengan membuat lubang di sekeliling pangkal batang setinggi 1 m dari permukaan tanah menggunakan bor atau kapak. Setelah itu, racun herbisida dimasukkan ke dalam lubang tadi melalui penyuntikan.
Selang empat minggu kemudian, daun kelapa sawit yang telah diracuni pun akan mengering. Proses berikutnya ialah melakukan pemangkasan akar dengan memotong akar kelapa sawit yang berukuran besar yang berada di dekat pangkal batang dan permukaan tanah. Tujuannya ialah mempermudah pembongkaran tanaman sawit tersebut setelah ditumbangkan. Mengingat akar kelapa sawit berjenis serabut, maka pekerjaan membongkar tanaman ini bisa dibantu menggunakan excavator.

Tahap II : Pencacahan Batang dan Cabang
Pekerjaan pencacahan bertujuan untuk memperkecil ukuran batang dan cabang kelapa sawit menjadi beberapa bagian bongkahan yang memiliki ketebalan 15-20 cm. Dengan ukuran yang lebih kecil, proses pembusukan batang dan cabang tersebut pun bisa berlangsung dalam waktu yang lebih cepat. Proses ini juga sekaligus berfungsi untuk mencegah hama dan penyakit membangun sarang di batang/cabang yang telah ditebang. Alat bantu yang biasa digunakan ialah chipping bucket.

Tahap III : Pemupukan Lahan
Batang dan cabang kelapa sawit yang telah mengalami dekomposisi sempurna bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos yang bagus untuk menyuburkan lahan. Biar terserap optimal, pupuk alami ini harus disebarkan secara merata ke seluruh area perkebunan. Sangat direkomendasikan untuk selalu menggunakan alat berat seperti excavator sehingga proses bisa berjalan secara efektif dan efisien daripada hanya mengandalkan tenaga manual dari manusia.

Tahap IV : Penanaman Tumbuhan Penutup Tanah
Tumbuhan penutup tanah atau Legume Cover Crop (LCC) sangat dibutuhkan bagi perkebunan yang sedang diremajakan. Tanaman-tanaman ini akan memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Selain itu, tanaman penutup tanah juga berguna untuk menjaga tingkat kelembaban tanah, mencegah terjadinya erosi, serta menekan pertumbuhan gulma. Tanaman penutup tanah yang paling sering digunakan berasal dari jenis kacang-kacangan seperti Calopogonium mucunoides, Pueraria javanica, Centrocema pubescens, Caloppgonium caerelium, serta Mucuna brachteata.

Tahap V : Pemancangan Lahan
Pekerjaan pemancangan dimaksudkan untuk mempermudah proses penanaman bibit kelapa sawit nantinya. Caranya dilakukan dengan memasang patok-patok sebagai tanda pembuatan lubang tanam sesuai jarak tanam yang sudah direncanakan sebelumnya. Pemancangan yang baik juga harus mampu memberikan tanda bagi pembuatan jalan, parit, teras, dan penanaman tumbuhan penutup tanah.

Tahap VI : Pelaksanaan Konservasi Tanah
Guna mengatur drainase dan mencegah terjadinya erosi terutama di daerah-daerah yang miring, maka diperlukan upaya konservasi tanah. Metode ini juga sangat berguna untuk mencegah terjadinya drainase buruk yang akan mengakibatkan terganggunya perkembangan akar serta ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Tindakan-tindakan yang patut dikerjakan untuk melakukan konservasi tanah di antaranya pembuatan teras kontur, teras individu, benteng kontur, rorak, dan parit.

Tahap VII : Pembuatan Lubang Tanam
Ukuran lubang tanam yang ideal untuk menanam bibit kelapa sawit yaitu 60 x 60 x 60 cm. Beberapa petani juga kerap membuat lubang tanam yang berukuran 50 x 40 x 40 cm. Biasakanlah ketika melakukan penggalian, Anda harus meletakkan tanah lapisan atas di sebelah utara dan tanah lapisan bawah di sebelah selatan. Kemudian tancapkan ajir di samping dan tengah-tengah lubang tersebut.

Tahap VIII : Penanaman Bibit
Ini merupakan tahap yang paling penting dari proses peremajaan lahan perkebunan karena bibit kelapa sawit adalah investasi utama perusahaan. Kualitas bibit yang ditanam akan menentukan tingkat produksi selama satu generasi ke depan yakni sekitar 20-25 tahun mendatang. Jadi prosesnya harus benar-benar dilakukan secara tepat oleh para tenaga yang profesional.

Distributor Minyak Goreng Kelapa tidak sulit lagi kita temui, karena dengan satu klik saja di computer internet akan menunjukan berbagai macam distributor Minyak Goreng Kelapa ,  Anda tertarik mencoba varian rasa dari gorengan Minyak Goreng Kelapa ini? tunggu apalagi, mari kita mencoba sesuatu hal yang baru contohnya dengan menggoreng Minyak Goreng Kelapa ini. yuk simak selengkapnya DISINI dan anda juga bisa aneka camilan lainnya DISINI