Jumat, 27 April 2012

Pedoman Teknik Budidaya Kelapa Sawit

- Hallo sahabat Distributor Minyak Goreng Kelapa, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Budidaya, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Pedoman Teknik Budidaya Kelapa Sawit
link : Pedoman Teknik Budidaya Kelapa Sawit

Baca juga


Teknik budidaya kelapa sawit mencakup segala bentuk usaha yang perlu dilakukan terkait dengan pembudidayaan tanaman kelapa sawit. Tahapan tersebut di antaranya meliputi pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan. Proses budidaya kelapa sawit yang dilaksanakan dengan tepat dan sesuai prosedur yang benar tentu akan menghasilkan TBS (Tandan Buah Segar) yang sesuai dengan harapan.

Teknik 1 : Pembibitan
budidaya-kelapa-sawit.jpgKecambah kelapa sawit yang akan disemai harus ditanamkan ke dalam polybag berukuran 12 x 23 cm atau 15 x 23 cm yang telah diisi tanah lapisan atas sebanyak 1,5-2 kg. Penanaman tersebut dilakukan dengan membenamkan kecambah sawit sedalam 2 cm. Jaga supaya media tanam di polybag selalu dalam kondisi yang lembab. Simpan polybag ini di bedengan sementara yang memiliki diameter 120 cm.

Memasuki usia 3-4 bulan, bibit kelapa sawit yang sudah mempunyai 4-5 helai daun perlu dipindahkan ke polybag yang lebih besar dengan ukuran 40 x 50 cm. Polybag ini sebelumnya diisi dahulu dengan tanah lapisan atas sejumlah 15-30 kg. Kemudian atur polybag-polybag tersebut membentuk segitiga sama sisi yang berjarak 90 x 90 cm.

Selama proses pembibitan berlangsung, bibit sawit harus selalu dirawat dengan ruitn. Penyiraman dikerjakan setiap dua kali sehari atau menyesuaikan kondisi media tanam. Sesekali penyiangan juga perlu dilakukan untuk menghilangkan gulma-gulma yang tumbuh di dalam polybag. Seleksi bibit untuk dipindahkan ke lahan penanaman dilakukan pada saat usianya mencapai 4-9 bulan.

Teknik 2 : Penanaman
Bibit kelapa sawit bisa ditanam menggunakan pola monokultur dan tumpangsari. Lahan juga perlu ditanami tumbuhan penutup tanah untuk memperbaiki karakteristik media tanam, mencegah terjadinya erosi, mempertahankan tingkat kelembaban tanah, serta menekan pertumbuhan gulma. Tumbuhan penutup tanah ini biasanya berasal dari tanaman kacang-kacangan. Tanaman tersebut harus ditanam sesegera mungkin selepas lahan selesai digarap.

Lubang tanam yang dipakai untuk penanaman bibit kelapa sawit memiliki ukuran 50 x 40 cm dengan kedalaman 40 cm. Lubang-lubang tanam tersebut dibuat dengan jarak sekitar 9 x9 cm. Pisahkan antara sisa galian tanah atas dan bawah. Apabila kontur tanah ternyata tidak rata, sebaiknya dibangun teras yang melingkari bukit dengan jarak 1,5 meter dari sisi lereng.

Disarankan untuk menanam bibit kelapa sawit pada awal musim hujan, di mana curah hujan cukup tinggi. Sehari sebelum proses penanaman bibit dilaksanakan, bibit kelapa sawit tersebut perlu disiram secukupnya. Kemudian lepaskan polybag dengan hati-hati, lalu masukkan bibit sawit ke dalam lubang tanam. Taburkan pupuk kandang ke dalam lubang tadi, berikutnya segera timbun lubang dengan galian tanah atas.

Teknik 3 : Pemeliharaan
Seluruh bibit kelapa sawit yang tidak dapat tumbuh dengan baik perlu diganti dengan bibit baru yang berumur 10-14 bulan. Usahakan populasi tanaman per hektar berkisar antara 135-145 pohon sehingga tidak terjadi persaingan antar-tanaman dalam memperebutkan sinar matahari. Secara rutin, gulma yang tumbuh di area sekitar pohon perlu disiangi agar tidak mengganggu pertumbuhan kelapa sawit.
Detail pemupukan kelapa sawit bisa Anda pelajari secara lengkap di sini.

Teknik 4 : Pemanenan
Pada umumnya, kelapa sawit akan mulai menghasilkan buah pada saat umurnya mencapai 2,5 tahun. Buah sawit ini biasanya muncul dalam waktu 5,5 bulan sejak berlangsungnya proses penyerbukan bunga. Buah tersebut lantas bisa mulai dipanen setelah umur tanaman sekitar 31 bulan dan memiliki 60% buah matang.

Biasanya dari 5 pohon kelapa sawit yang telah berusia dewasa terdapat 1 tandan buah yang siap untuk dipetik. Ciri-cirinya yaitu jika ada minimal 5 buah sawit yang terlepas jatuh dari tandan, maka tandan buah tersebut berarti sudah layak untuk dipanen. Secara tradisonal, proses pemanenan tandan buah kelapa sawit dilakukan dengan bantuan egrek.

Distributor Minyak Goreng Kelapa tidak sulit lagi kita temui, karena dengan satu klik saja di computer internet akan menunjukan berbagai macam distributor Minyak Goreng Kelapa ,  Anda tertarik mencoba varian rasa dari gorengan Minyak Goreng Kelapa ini? tunggu apalagi, mari kita mencoba sesuatu hal yang baru contohnya dengan menggoreng Minyak Goreng Kelapa ini. yuk simak selengkapnya DISINI dan anda juga bisa aneka camilan lainnya DISINI

Selasa, 24 April 2012

Sejarah Perkembangan Kelapa Sawit di Indonesia

- Hallo sahabat Distributor Minyak Goreng Kelapa, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Tahukah Anda, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Sejarah Perkembangan Kelapa Sawit di Indonesia
link : Sejarah Perkembangan Kelapa Sawit di Indonesia

Baca juga


sejarah-kelapa-sawit.jpgBagaimanakah sejarah perkembangan kelapa sawit di Indonesia? Kelapa sawit (Elaeis guineensis) adalah tanaman yang berasal dari Afrika Barat. Tumbuhan ini dikenal sebagai tanaman penghasil minyak nabati yang memiliki tingkat produktivitas lebih tinggi daripada tanaman-tanaman penghasil minyak yang lain.

Kali pertama kelapa sawit dibawa ke Indonesia dilakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Kala itu, pemerintah membawa tidak kurang dari empat bibit kelapa sawit yang diambil dari Bourbon, Mauritius dan Hortus Botanicus, Amsterdam. Selanjutnya bibit tersebut ditanam di Kebun Raya Bogor.
Pada mulanya, kelapa sawit dipelihara sebagai tanaman hias mengingat bentuk struktur pohonnya yang cukup unik dan menarik. Barulah pada tahun 1911, pemerintah menyadari akan potensi kelapa sawit sebagai penghasil minyak nabati yang sangat menguntungkan. Pemerintah Belanda lantas mencanangkan penanaman kelapa sawit secara besar-besaran khususnya di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.

Tokoh yang berperan penting dalam perintisan budidaya kelapa sawit adalah Adrien Hallet dari Belgia. Setelah hasilnya menuai kesuksesan, banyak orang yang kemudian mengikuti jejak usahanya. Salah satunya yaitu K. Schadt, di mana di tangannya perkebunan kelapa sawit di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perlu diketahui, perkebunan sawit pertama di Indonesia terletak di Pantai Timur Sumatera, lebih tepatnya Deli dan Aceh dengan luas mencapai 5.123 hektar.
Pesatnya perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada masa pendudukan Belanda bahkan mampu mendominasi pasar dunia dan sanggup menggeser kapasitas ekspor dari negara-negara Afrika yang notabene merupakan habitat asli kelapa sawit.

Sayangnya hasil dari perkebunan tersebut mengalami kemunduran yang drastis pada masa penjajahan Jepang. Banyak perkebunan kelapa sawit yang tidak dikelola dengan baik hingga mengalami penyusutan sekitar 16 persen dari total luas lahan. Imbasnya, Indonesia hanya sanggup memproduksi minyak kelapa sawit sebanyak 56.000 ton pada kurun waktu 1948/1949.

Setelah Indonesia meraih kemerdekaannya atau pada tahun 1957, pemerintah Indonesia mengambil alih pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang tersebar di seluruh Nusantara dengan alasan politik dan keamanan. Sejumlah perwira militer pun dikerahkan untuk menjaga area perkebunan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Sebagai tenaga pengelola kebun, pemerintah juga membentuk BUMIL (Buruh Militer) yabg terdiri atas buruh perkebunan dan anggota militer. Naasnya karena situasi sosial, politik, dan keamanan di dalam negeri belum stabil, produksi kelapa sawit di Indonesia pun semakin menurun dan tergeserkan posisinya oleh Malaysia.

Perkebunan kelapa sawit di Indonesia selanjutnya mengalami perkembangan pada masa pemerintahan Orde Baru. Pengelolaan perkebunan ini difokuskan untuk menyediakan lapangan perkerjaan, meningkatkan kesejahteraan, dan sumber devisa bagi negara. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pemerintah lalu mengembangkan lahan kelapa sawit di berbagai daerah.

Luas lahan kelapa sawit di Indonesia hingga pada tahun 1980 diketahui memiliki ukuran mencapai 294.560 hektar. Sedangkan kapasitas produksi CPO (Crude Palm Oil) sebanyak 721.172 ton. Inilah pertanda aktivitas perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai bergeliat kembali, khususnya untuk kebun-kebun yang dikelola oleh rakyat. Pemerintah pun mendukung kabar baik tersebut dengan mengeluarkan program PIR-BUN (Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan).

Distributor Minyak Goreng Kelapa tidak sulit lagi kita temui, karena dengan satu klik saja di computer internet akan menunjukan berbagai macam distributor Minyak Goreng Kelapa ,  Anda tertarik mencoba varian rasa dari gorengan Minyak Goreng Kelapa ini? tunggu apalagi, mari kita mencoba sesuatu hal yang baru contohnya dengan menggoreng Minyak Goreng Kelapa ini. yuk simak selengkapnya DISINI dan anda juga bisa aneka camilan lainnya DISINI

Tanda-tanda Kelapa Sawit Kekurangan Pupuk

- Hallo sahabat Distributor Minyak Goreng Kelapa, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Perawatan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Tanda-tanda Kelapa Sawit Kekurangan Pupuk
link : Tanda-tanda Kelapa Sawit Kekurangan Pupuk

Baca juga


kelapa-sawit-kekurangan-pupuk.jpgBagaimana tanda-tanda pohon kelapa sawit yang kekurangan pupuk? Pemupukan merupakan salah satu upaya dalam agro-management untuk menunjang keberhasilan usaha perkebunan tanaman kelapa sawit. Setiap tanaman membutuhkan pupuk untuk mendukung kehidupannya. Pupuk akan memelihara kesuburan tanah yang berkelanjutan, meningkatkan produktivitas tanaman, mengembalikan unsur hara yang terangkut keluar, serta menjaga kesehatan tanaman.
Faktanya, biaya pemupukan kelapa sawit merupakan biaya yang cukup tinggi dalam pemeliharaan tanaman dengan anggaran hingga mencapai 40-60 persen. Itu sebabnya, tindakan pemupukan harus menjadi perhatian utama serta dilakukan secara efektif dan efisien. Agar tepat guna, pemupukan harus memperhatikan faktor-faktor seperti jenis pupuk, dosis, waktu, cara, dan kondisi area yang akan diberikan pupuk. Pupuk harus diberikan dalam jumlah yang sesuai kebutuhan tanaman dengan metode pada waktu yang tepat.
Pada budidaya tanaman kelapa sawit, penambahan unsur hara ke dalam tanah melalui mekanisme pemupukan secara teratur terbukti dapat memenuhi kebutuhan tanaman, menjaga kesehatan, sekaligus meningkatkan produktivitasnya. Tanaman kelapa sawit yang kekurangan unsur-unsur hara tertentu akan menunjukkan gejala-gejala tidak sehat. Di antaranya meliputi :
  1. Daun Pucat dan Transparan
Pohon kelapa sawit yang kekurangan unsur nitrogen akan mengakibatkan daunnya berwarna pucat, tidak hijau segar. Penampang daun tersebut juga akan terlihat seperti transparan apabila terkena sorot dari sinar matahari. Jika tidak segera ditangani, pohon tersebut tidak bisa melakukan fotosintesis. Anda bisa memberikan pupuk Urea dan pupuk ZA untuk mengembalikan kondisi kelapa sawit tersebut.
  1. Daun Menguning dan Terbakar
Tanda lain dari kelapa sawit yang kekurangan unsur hara ialah daunnya tampak menguning. Lama-kelamaan daun tersebut akan berubah warna menjadi kehitam-hitaman seolah terbakar panas matahari. Perubahan warna pada permukaan daun ini di mulai dari bagian tepi hingga akhirnya berlanjut ke bagian tengah daun. Penyebab utama dari kondisi ini yaitu kelapa sawit kekurangan unsur magnesium. Jadi untuk memulihkannya, Anda bisa memberikan dolomit atau kieserite.
  1. Batang Meruncing dan Pelepah Kemerahan
Berbeda dengan pohon kelapa sawit yang kekurangan unsur phosphat, pohon tersebut akan menunjukkan tanda-tanda pada batangnya yang berbentuk meruncing. Selain itu, bagian pelepah daunnya pun berubah warna menjadi kemerah-merahan. Di area sekeliling batang tanaman kelapa sawit yang kekurangan phosphat juga banyak ditumbuhi rumput yang daunnya berwarna keungu-unguan. Solusi untuk mengatasinya ialah Anda bisa mengaplikasikan pupuk TSP atau pupuk RP.
  1. Daun Dipenuhi Bercak Merah
Suatu hari Anda menemukan salah satu pohon kelapa sawit memiliki daun yang dipenuhi bintik-bintik yang warnanya kemerah-merahan. Semakin lama, ukuran bintik-bintik tadi akan semakin meluas hingga memenuhi seluruh permukaan daun kelapa sawit. Hal ini berarti pohon tersebut sedang kekurangan unsur kalium. Anda bisa memanfaatkan pupuk KCl atau pupuk MOP untuk menyembuhkannya.
  1. Daun Mengeriting dan Melipat
Ciri-ciri terakhir dari tanaman kelapa sawit yang kekurangan unsur hara ialah daunnya berubah bentuk menjadi keriting. Kadang-kadang bagian ujung anak daunnya pun berbentuk melipat menyerupai bentuk mata pancing. Kelapa sawit yang menunjukkan gejala tersebut menandakan kalau sedang kekurangan unsur boron. Cobalah mengatasinya dengan memberikan pupuk borate atau pupuk HGFB secukupnya.

Distributor Minyak Goreng Kelapa tidak sulit lagi kita temui, karena dengan satu klik saja di computer internet akan menunjukan berbagai macam distributor Minyak Goreng Kelapa ,  Anda tertarik mencoba varian rasa dari gorengan Minyak Goreng Kelapa ini? tunggu apalagi, mari kita mencoba sesuatu hal yang baru contohnya dengan menggoreng Minyak Goreng Kelapa ini. yuk simak selengkapnya DISINI dan anda juga bisa aneka camilan lainnya DISINI

Kamis, 19 April 2012

Cara Analisis Daun Kelapa Sawit Dan Juga Minyak Kelapa

- Hallo sahabat Distributor Minyak Goreng Kelapa, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Istilah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Cara Analisis Daun Kelapa Sawit Dan Juga Minyak Kelapa
link : Cara Analisis Daun Kelapa Sawit Dan Juga Minyak Kelapa

Baca juga


analisis-daun-kelapa-sawit.jpgBagaimana cara malakukan analisis daun kelapa sawit? Pada stadia bibit, daun (folium) kelapa sawit yang pertama kali keluar memiliki bentuk anceolate. Pertumbuhan selanjutnya adalah munculnya bifurcate yang diikuti oleh keluarnya bentuk pinnate. Sebagai contoh pada bibit yang berusia 5 bulan biasanya akan ditemukan 5 anceolate, 4 bifurcate, dan 3 pinnate. Sedangkan pada bibit yang telah berumur 12 bulan umumnya sudah mempunyai 5 anceolate, 4 bifurcate, dan 10 pinnate.
Tujuan utama analisis daun kelapa sawit yaitu menentukan ragam dan dosis pupuk yang paling tepat diberikan kepada tanaman kelapa sawit serta mengetahui banyaknya unsur hara yang dibutuhkan oleh pokok kelapa sawit. Sementara itu, manfaat yang diperoleh dari analisis tersebut ialah dapat mengidentifikasi pelepah pertama, ketiga, kesembilan, dan ketujuh belas serta dapat menilai kondisi lahan secara visual dan membuat sampel kering untuk dianalisa di dalam laboratorium.

Di bawah ini merupakan langkah-langkah dalam menganalisis daun kelapa sawit!

Langkah 1 : Penentuan Lokasi Percontohan
Pekerjaan LSU bisa dilakukan baik di tiap-tiap blok yang berbeda maupun gabungan dari beberapa blok yang memiliki kesamaan. Penentuan blok yang akan dijadikan percontohan harus memenuhi syarat yang dapat mewakili kondisi di blok-blok yang lain. Penentuan blok lokasi pengambilan sample ini juga perlu didasarkan pada Ha Statement yaitu data wilayah yang akan dilakukan pengambilan contoh daun. Tujuannya adalah untuk memudahkan dalam pekerjaan LSU.

Langkah 2 : Persiapan Peralatan dan Kelengkapannya
Beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk mendukung pekerjaan LSU di antaranya egrek, pengait, gunting, dan alat tulis. Sebagai tempat penyimpanan sampel daun dapat digunakan kantong plastik, dan diperlukan juga field observation card/kartu pengamatan lahan untuk mengamati kondisi lahan serta tanaman. Alat-alat pendukung lain yang juga dibutuhkan guna memperlancar pekerjaan ini meliputi peta, kompas, kartu label, parang, aquadest, oven, dan kapas.

Langkah 3 : Penentuan Pokok Tanaman Percontohan
Terdapat sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi oleh pokok kelapa sawit yang akan dijadikan sebagai sampling. Pokok tersebut harus dalam kondisi sehat dan tumbuh secara normal. Pokok juga bukan merupakan pokok sisipan dan tidak berbatasan kampung dengan jalan, parit, atau sungai. Pokok kelapa sawit percontohan juga sebaiknya tidak bersebelahan dengan pohon sisipan serta tidak terserang hama dan penyakit.

Langkah 4 : Penentuan Daun Contoh yang Diambil
Pada tanaman yang menghasilkan, daun contoh yang akan diambil adalah daun nomor 17. Recallijnya pada tanaman yang belum menghasilkan bisa diambil daun nomor 9. Sementara pada tanaman yang dibudidayakan di lahan gambut perlu dilakukan pula pengambilan sampel daun nomor 3 untuk meneliti kekurangan unsur hara mikro pada tanaman. Perlu diketahui, daun kelapa sawit memiliki rumus daun 1/8, di mana lingkaran atau spiralnya berputar ke kiri atau ke kanan.

Daun nomor satu adalah daun yang paling muda dan telah terbukan seluruhnya. Daun nomor tiga berada di antara daun pertama dan daun keenam sesuai dengan spiral dari tanaman tersebut. Sementara itu, daun ke-9 bertempat di sumbu yang sama dengan daun pertama, tetapi agak ke kanan pada spiral kiri atau agak ke kiri pada spiral kanan.

Langkah 5 : Prosedur Pengambilan Sample Daun
Untuk mengambil contoh daun, Anda perlu menemukan nomor daun yang akan diambil terlebih dahulu. Kemudian potong pelepahnya, tetapi bila masih bisa dijangkau maka pelepah cukup dikait saja. Setelah itu, ambil 4 anak daun dari titik ujung yang datar pada posisi tengah pelepah. Hal ini biasanya ditandai dengan adanya duri/ekor kadal pada pelepah kelapa sawit tersebut. Jumlah anak daun yang perlu diambil sebanya 2 lembar kiri dan 2 lembar kanan.

Proses berikutnya buang 1/3 bagian pangkal dan ujung anak daun sehingga yang dipakai hanya 1/3 bagian tengah atau kurang lebih 20 cm. Lalu belah daun tadi untuk membuang cigan lidinya. Simpan daun sebelah kiri di kantong plastik sisi kiri dan daun sebelah kanan di sisi yang kanan. Jangan lupa untuk memberikan kode yang memuat informasi nomor daun, tahun tanam, nomor blok, dan tanggal pengambilan contoh daun.

Distributor Minyak Goreng Kelapa tidak sulit lagi kita temui, karena dengan satu klik saja di computer internet akan menunjukan berbagai macam distributor Minyak Goreng Kelapa ,  Anda tertarik mencoba varian rasa dari gorengan Minyak Goreng Kelapa ini? tunggu apalagi, mari kita mencoba sesuatu hal yang baru contohnya dengan menggoreng Minyak Goreng Kelapa ini. yuk simak selengkapnya DISINI dan anda juga bisa aneka camilan lainnya DISINI